Analisa dan Antisipasi Resiko Finansial Anda

Risk Management Tabungan Cerdas
Analisa Resiko Finansial

Sebutlah Andi adalah seorang kepala keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak. Andi adalah karyawan swasta dengan pendapatan 60 juta per tahun. Istri Andi mengurusi seluruh kebutuhan rumah tangga, sehingga tidak memiliki penghasilan. Sedangkan anaknya masih berumur 5 tahun.

Dari contoh ini kita dapat melihat bahwa keluarga Andi adalah keluarga dengan satu sumber penghasilan, yaitu Andi. Jumlah tanggungan Andi adalah dua orang, yaitu istri dan anaknya. Pada contoh ini, keluarga Andi memiliki resiko finansial yang tinggi karena Andi adalah satu-satunya sumber penghasilan keluarga. Misalkan terjadi sesuatu yang tidak diharapkan menimpa Andi, sehingga Andi sudah tidak dapat bekerja lagi, maka keluarga akan kehilangan satu-satunya sumber penghasilan untuk membiayai kebutuhan hidup keluarga.

Perlu kita sadari bahwa walaupun sudah kehilangan sumber penghasilan, keluarga tetap harus membiayai kebutuhan hidupnya. Istri dan anak Andi tetap butuh makanan, pendidikan anak, dan lain-lain. Tanpa adanya penghasilan, biasanya biaya-biaya ini dibayar dengan cara menjual aset-aset yang ada. Dan pada saat keluarga sudah kehabisan aset, maka secara finansial keluarga menjadi bangkrut.

Antisipasi Resiko Finansial

Dalam contoh kasus diatas, untuk mengantisipasi resiko finansial pada keluarga Andi maka ada baiknya bila Andi membeli produk asuransi sehingga bila terjadi sesuatu yang menimpa Andi, maka perusahaan asuransi akan memberikan sejumlah Uang Pertanggungan(UP) kepada keluarga yang ditinggalkan (istri dan anaknya). UP inilah yang akan digunakan oleh keluarga Andi untuk membiayai kebutuhan hidup mereka.

Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, berapa nilai UP yang dibutuhkan oleh keluarga Andi? Untuk menghitung nilai UP, ada tiga hal yang perlu kita perhatikan. Dimulai dari hal yang paling penting yaitu berapa nilai hutang keluarga sekarang. Yang kedua adalah berapa biaya hidup keluarga. Dan yang ketiga adalah berapa besar dana yang dibutuhkan oleh anak untuk membiayai pendidikannya hingga bisa mandiri. Mari kita bahas satu per satu.

1. Total hutang keluarga.

Hutang diwariskan kepada keluarga yang ditinggalkan. Tentunya hal ini tidak diinginkan, apalagi untuk keluarga dengan satu sumber pendapatan seperti keluarga Andi pada contoh diatas. Bila terjadi sesuatu terhadap Andi, maka hutang diwariskan ke istrinya. Sedangkan istri dan anak yang ditinggalkan sudah tidak memiliki sumber pendapatan, untuk membiayai hidup saja sudah susah apalagi kalau ditambahkan dengan beban hutang.

Oleh karena itu, sangatlah penting untuk membeli asuransi yang UP-nya dapat mengcover seluruh hutang yang dimiliki oleh keluarga. Pada saat terjadi sesuatu kepada sumber pendapatan keluarga, pihak asuransi akan melunasi hutang keluarga sehingga keluarga yang ditinggalkan tidak terbebani oleh hutang.

2. Biaya hidup keluarga selama 5 tahun kedepan.

Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, pada keluarga dengan satu sumber pendapatan, kehilangan kepala keluarga menyebabkan keluarga menjadi kehilangan satu-satunya sumber pendapatan yang dapat membiayai kehidupan keluarga.

Oleh karena itu, asuransi juga penting untuk membiayai kehidupan keluarga yang ditinggalkan. Biasanya perhitungan yang digunakan untuk perhitungan UP adalah biaya hidup keluarga selama 5 tahun.

3. Biaya pendidikan anak.

Cukup banyak anak yang putus sekolah karena orang tuanya meninggal. Kebanyakan alasannya adalah karena ketidakmampuan secara finansial untuk membayar iuran sekolah. Dan yang lebih menyedihkannya lagi, sang anak harus langsung terjun ke dunia kerja berbekal pendidikan terakhirnya saja.

Tentunya hal ini akan berpengaruh buruk terhadap kehidupan sang anak untuk sekarang dan masa depannya. Tanpa dibekali dengan pendidikan yang cukup, biasanya pendapatan yang diterima oleh anak nilainya pas-pasan hanya untuk membiayai kehidupan sehari-hari. Dalam hal karirnya juga akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan kenaikan pangkat.

Oleh karena itu, disini fungsinya asuransi untuk menjamin masa depan kehidupan anak. Nilai UP harus turut mengcover biaya pendidikan anak, setidaknya sampai tamat S1. Jadi pada saat terjadi sesuatu pada kepala keluarga, anak tetap masih bisa melanjutkan pendidikannya karena dibiayai oleh asuransi.

Perhitungan UP diatas adalah perhitungan teoritis. Alangkah bila nilai UP kita bisa menutupi ketiga hal diatas. Namun dalam kenyataannya, hasil perhitungan UP untuk menutupi seluruh kebutuhan keluarga adalah tinggi sekali sehingga biaya premi asuransi yang mesti kita bayar juga menjadi tinggi. Belum tentu kita sanggup untuk membayar premi asuransi yang bisa mengcover ketiga hal diatas.

Apabila kita tidak sanggup membayar premi asuransi yang dapat mengcover ketiga hal diatas, maka kita dapat memprioritaskan cover asuransi dimulai dari hal pertama. Yang paling penting UP asuransi harus dapat melunasi seluruh hutang kita terlebih dahulu, jadi keluarga yang ditinggalkan tidak terbebani oleh hutang. Setelah itu, kalau kita masih sanggup membayar premi lebih, barulah kita memikirkan hal kedua yaitu biaya hidup keluarga untuk lima tahun kedepannya. Dan bila kita masih diberkahi kesanggupan untuk membayar premi lebih besar lagi, alangkah baiknya bila UP asuransi mencukupi untuk membiayai pendidikan anak-anak kita hingga setidaknya bisa lulus pendidikan S1.

Tips : Klik di sini untuk informasi mendapatkan asuransi yang juga jadi investasi sekaligus bisa   untuk menambah income Anda

Author : David Chiang

0 komentar:

Posting Komentar

Disarankan untuk Anda

Rencanakan Hari Tua Anda dari Sekarang

Saya hendak mengajak Anda untuk membayangkan bagaimana Anda akan menjalani hari-hari di masa pensiun nanti. Bagaimana bentuk r...

Pengelola Dana terdaptar pada

Pengelola Dana terdaptar pada
Salim Grup

Diawasi Oleh

Cara Mendaftar

Income dari Bisnis ini

Blog Kang Herry

Blog Kang Herry
Seputar Bisnis Internet

Techno Blog

Techno Blog
Teknik Blogging !